Thursday, September 28, 2006

Semangat Mudika St Elisabeth





hai... semua, nich aq puguh ketua mudika St elisabeth. gimana kabar temen2 semua? setelah retret aku berharap mudika harus tetep aktif dan semangat, kita udah punya web, dan udah meluas di seluruh dunia lho!!!!. nich aku ama mas johan akan masukin dokumentasi retret kita pada tanggal 23 - 24 september 2006 di wisma alloyisi kemaren, e... sapa tau dari foto2 itu mungki kita tambah banyak kenalan, atau bisa juga dapat jodoh, nich usulnya lusi ama ayik lho...untuk supaya dijadikan biro jodoh!......
buat temen2 semua yang udah buka web ini, tolong kasih tau yang laen ya, biar banyak yang buka gitu! klo ada saran tulis aja di kolom pesen buat puguh atau mas jo, ntar pasti kita akan usahain untuk dibuat ok!.
maju terus ya mudika St Elisabeth!!!!!

Ini fotonya sebagian. Nanti di upload lagi. Kalau mau lihat besaran, di klik aja di fotonya.

Tuesday, September 26, 2006

Happy Birthday Fanny

Nama Lengkap : Fanny Rahmawati (eh .. rahmawati atau fatmawati ?? hehehehhe .. )
Umur : rahasia katanya ....
Pacar : nggak tahu gue fan .. pacar kamu yg mana .. hehehe (just kidding ya:P)
Alamat : Pabean Asri (tempat tidur doank ...) kalo siang ngantor .. kalo malam cangkruk sama qt-qt ... kekaekakea

Hari ini dia ulang tahun. Semoga tambah cakep dan sabar (heheheh ... gw paling sering dimarahin fanny ... ). Semoga makin sayang sama adik-adik di rumah ... semoga cita-citanya terkabul ya ...

btw, buat teman-teman mudika elisabeth yang kemarin baru retreat, foto dan beritanya nanti ya ... aku nunggu puguh edit dulu ... males ngerjain sendiri .. :-)

Monday, September 18, 2006

Kalah Lagi Karena Terlalu Sopan

Setelah kalah di lomba futsal, kini giliran Pak Bimo memupuskan harapan team Elisabeth untuk menjuarai lomba budaya. Lomba budaya sendiri adalah sebuah lomba cepat secara estafet dari Enggrang, bakiak, balap karung, dan ambil koin dari semangka ber-oli.

Pak Bimo - yang menjadi leader bagian bakiak - salah memandu rekan-rekannya sehingga menginjak rintangan keset yang memang dalam aturannya dilarang. Padahal team Elisabeth sudah leading jauh dari peserta lain ketika sessi pertama (enggrang). Mungkin Pak Bimo terlalu sopan, jadinya harus kesetan dulu kalau ngelihat keset :p










Foto kiri adalah team Bakiak yang gagal (lagiiii) : dari kiri --> Pak Bimo, nggak kenal, Fanny, nggak kenal lagi .. hehehhe

Foto kanan adalah supporter yang kecewa karena kalah, terus malah bergaya. Dari kanan (bukan dari kiri ah) : Puguh dan Fanny (pasangan 1), Eka dan Yoi (pasangan 2) dan Johan (jomblo yg ini .. heheheh)

Friday, September 08, 2006

Tim Futsal Wilayah St. Elisabeth


Dalam rangka ulang tahun Paroki Salib Suci, diadakan macam-macam lomba. Salah satunya adalah Futsal Corong, dimana para pemainnya wajib menggunakan corong yang berlubang kecil diujungnya.

Foto berikut adalah Team Futsal Corong wilayah Elisabeth sebelum kandas di semifinal oleh Team Pastoran.

Dari kiri ke kanan : Yoi (nah ini pinaltinya gagal), Pak Bimo (ketua wilayah), Pak Benu (Penentu kegagalan), Eri (pacarnya puguh), dan bu Igo ("juru masak" wilayah)

Thursday, September 07, 2006

Misa untuk Seekor Anjing

Seseorang berkata  kepada  pastor  paroki,  Pastor,  kemarin
anjing saya mati. Dapatkah pastor mempersembahkan misa untuk
kedamaian jiwanya?"

Pastor itu marah. "Kami tidak mempersembahkan misa untuk
binatang," katanya tajam. "Mungkin dapat engkau coba di
gereja baru di sebelah sana. Mungkin mereka mau berdoa untuk
anjingmu."

"Saya sungguh mencintai makhluk kecil itu," kata orang itu,
"dan saya ingin melepasnya dengan baik. Saya tidak tahu
berapa biasanya yang dipersembahkan untuk
kesempatan-kesempatan seperti ini. Apakah lima ratus ribu
dollar cukup?"

"Tunggu sebentar," kata pastor itu. "Engkau tadi tidak
mengatakan kepada saya bahwa anjingmu katolik!"

(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)

Doa Tukang Sepatu

DOA TUKANG SEPATU

Seorang tukang tambal sepatu datang kepada rabbi Ishak dari
Ger dan bertanya: "Katakan kepadaku, apa yang harus
kulakukan dengan doa pagiku. Pelangganku itu orang-orang
miskin, yang hanya punya sepasang sepatu. Aku menerima
sepatu mereka sudah terlampau petang, dan mengerjakannya
sepanjang malam; waktu fajar pekerjaan masih ada,
kalau-kalau pelanggan mau mendapat kembali sepatunya sebelum
berangkat bekerja. Sekarang pertanyaanku: Bagaimana tentang
doa pagiku?"

"Apa yang kaulakukan sampai sekarang?" tanya rabbi.

"Sesekali aku cepat-cepat menyelesaikan doaku dan lalu
kembali bekerja, tetapi kemudian aku merasa salah. Kali lain
kulewatkan waktu doa. Tetapi aku juga merasa kehilangan
sesuatu, dan kadang-kadang saja, kalau aku mengangkat palu
dari sepatu, aku hampir mendengar hatiku mendesah: 'Orang
celaka aku ini, bahwa aku tidak mampu melakukan doa
pagiku.'"

Kata sang rabbi: "Seandainya aku Tuhan, aku akan menghargai
desahan itu lebih daripada doa."

(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)