DOA TUKANG SEPATU
Seorang tukang tambal sepatu datang kepada rabbi Ishak dari
Ger dan bertanya: "Katakan kepadaku, apa yang harus
kulakukan dengan doa pagiku. Pelangganku itu orang-orang
miskin, yang hanya punya sepasang sepatu. Aku menerima
sepatu mereka sudah terlampau petang, dan mengerjakannya
sepanjang malam; waktu fajar pekerjaan masih ada,
kalau-kalau pelanggan mau mendapat kembali sepatunya sebelum
berangkat bekerja. Sekarang pertanyaanku: Bagaimana tentang
doa pagiku?"
"Apa yang kaulakukan sampai sekarang?" tanya rabbi.
"Sesekali aku cepat-cepat menyelesaikan doaku dan lalu
kembali bekerja, tetapi kemudian aku merasa salah. Kali lain
kulewatkan waktu doa. Tetapi aku juga merasa kehilangan
sesuatu, dan kadang-kadang saja, kalau aku mengangkat palu
dari sepatu, aku hampir mendengar hatiku mendesah: 'Orang
celaka aku ini, bahwa aku tidak mampu melakukan doa
pagiku.'"
Kata sang rabbi: "Seandainya aku Tuhan, aku akan menghargai
desahan itu lebih daripada doa."
(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)
Thursday, September 07, 2006
Doa Tukang Sepatu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment